Senin, 14 Maret 2016

ARTIKEL TENTANG ARTI SEBUAH SAHABAT

     SAHABAT SEJATI


"Sahabatku Sahabatmu Sahabat akan selalu ada untuk menemanimu."

Disini saya akan cerita, tentang apa seh arti sahabat?Seberapakah penting adanya sahabat?sahabat itu seperti apa? 


Sahabat adalah teman yang selalu dekat dengan kita. Dialah yang mengerti jika ada kesusahan pasti bisa membantu entah itu tidak seberapa. Sahabat hanya ingin melihat sahabatnya selalu tertawa bahagia menyenangkan dan tidak ingin melihat sahabatnya sedih.meskipun manusia pasti ada sedih tentu juga sahabatmu dia akan selalu ada untuk menemanimu.

Kau sangat membutuhkanya,ketika sedang hati terpukul dengan perasaan sedih karena sedang lalai dengan kesibukanmu sendiri. Kemudian,kamu akan mencarinya saat hatimu mengharapkan kesejukan ketenangan jiwa.

Sungguhlah hangat merasakan kedamaian hati didekat sahabat.cuma engkau yang mendampingi saat duka dan suka.

"Aku bangga mempunyai sahabat."
 Engkaulah mengisi hati ketika sedang terpuruk dengan rasa kasih dan ucapan terima kasih. Kamulah pelangi yang menyinari indahnya cahaya dikehidupanku.karena engkau bisa menyejukkan dan bisa menyegarkan ketenangan jiwa ini.dan mengisi hati resahku.Sebodohnya aku jika mensiakan kehadiranmu dan mengabaikan keperluanmu.aku akan selalu berusaha ada untukmu tanpa mengharapkan rasa keluh capek di tubuhku. 


Persahabatan tidak akan cepat datang menghampirimu otomatis tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk ber-adaptasi dengan dirimu.sahabat tidak akan memendam rasa kasih ketulusan hatinya.tetapi, bisa berkata apa yang menyakitkan atau kejelekan sifat mu dengan tujuan sahabatnya mau berubah dengan sikap yang lebih baik.

"Dia ada" sahabat akan setia mendampingimu ketika suka dan duka. 
"Dia mengerti" sahabat tau jika kau membutuhkan kedamaian hati. 
"Dia tersenyum" sahabat selalu menebarkan senyuman manis untuk menghilangkan rasa sedih setiap masalah yang menghampirinya.

Arti sebuah sahabat ialah sahabat adalah teman dekat atau akrab dengan kita, ketulusan jiwa dan hatinya selalu ada bersama ketika merasakan duka dan suka

Terima kasih telah membaca artikel tentang sahabat dan telah berkunjung ke blog saya.Salam Blogger dari Ricki Ba'adi Nugraha

Jumat, 11 Maret 2016

Gengsi Nak iso Ojo!


GENGSI, emang cuma sebuah kata. Tapi auranya cetar membahana.

Hari ini hingga esok, gengsi kan merasuk ke dalam aliran darah banyak manusia. Berapa banyak orang hidup demi gengsi?

Ya gengsi. Kata banyak orang gengsi itu kehormatan, martabat. Pantas kalo banyak orang berebut, ingin meraih "gengsi". Kerenn banget sih si gengsi ...

Sayang, banyak orang tidak tahu arti gengsi. GENGSI itu kemunafikan yang tertunda. Kenapa? Karena kita "berusaha" menahan keinginan atau apapun agar orang tidak tahu. Gengsi, sekali lagi gengsi ...



Kamu, aku dan semua orang pasti punya gengsi. Cuma ukurannya yang beda. Ada yang gengsinya besar, ada yang gengsinya kecil. Tapi intinya, gengsi bukan sikap yang keren. Gengsi lebih dekat pada arogansi, sok. Ngegedein gengsi, jujur aja hasilnya cuma RUGI.


Terus, kalo kamu udah punya GENGSI, apa untungnya?

Jujur lagi nih, gak ada untungnya punya gengsi. Karena hidup tidak diukur dari gengsi kita. Kalo umur kita sudah tua, buat apa bilang masih muda. Kalo cinta, ngapain cuma ngeliatin doang; kenapa gak bilang cinta. Kalo ekonominya pas-pasan, buat apa gayanya seperti perum peruri. Punya GENGSI itu rugi. Serem gak sih, ngegedein gengsi. Sungguh penyakit mental yang berbahaya. Gengsi ...





GENGSI. Ini cerita di negeri lain. Gara-gara gengsi, Si Ibu A ngebela-belain beli smartphone yang mahal. Pake kartu kredit, abis itu gak mampu bayar. Uang sekolah anaknya juga belum dibayar udah 4 bulan. Gaji suaminya gak seberapa, tapi cukup untuk makan sebulan. Hari ini, Si Ibu A masih tetap tersenyum dan tampil “berkelas”. Ibu yang Bergengsi, kata banyak orang.



GENGSI, emang menyeramkan. Bikin banyak orang tidak apa adanya. Bikin hidup penuh kamuflase alias semu. Bikin orang gak mampu jadi maksain diri. Bikin kita jadi doyan berbohong. Bikin gaya hidup jadi gak bener. Bikin yang primer jadi kalah ama yang tersier. Bikin anak-anak kita jadi ikut-ikutan gak bener. Lagi-lagi, gengsi sungguh menyeramkkan.



Ahhh, masak sih sampe segitunya ngebelain gengsi?

Syukurlah kalo kita eling. Tapi coba lihat aja ke Starbucks. Di situ kita beli kopi apa beli gengsi?

Kalo beli kopi, di warung kopi pinggir jalan juga gak masalah. Kan semua kopi diseduh pake air panas dari dalam termos. Lha kan kita nyari tempat ngopi yang nyaman? Kalo nyari tempat yang nyaman gak masalah. Asal jangan bilang gak bisa ngopi di tempat yang gak bergengsi. Atau biar keliatan, ngopinya lebih berkelas ..... itu namanya gengsi hehe.



Gengsi kan buat harga diri kita juga?

Kata siapa. Harga diri dengan gengsi itu beda. Harga diri itu basisnya kesadaran akan apa yang kita miliki. Kalo gengsi, basisnya gila kehormatan atau gila martabat. Ketika harga diri kita kokoh maka gengsi akan melekat dengan sendirinya. Tapi jangan dibalik, menjual harga diri demi gengsi. Apalagi sampe berani mengorbankan harga diri hanya untuk hal-hal yang sepele. Pusing kan kamu? Sama dong, aku juga pusing.



Gengsi itu gak enak dimakan. Tapi banyak orang mati-matian memburu gengsi. Berani melakukan apa saja, demi gengsi. Luar biasa ya. Wajar kalo sekarang, banyak orang bertikai demi kekuasaan, bertengkar untuk popularitas, bertindak melawan hukum, atau berperilaku amoral. Semuanya terjadi karena mengejar GENGSI.

Kalo kata agama, urusan gengsi itu bukan urusan supaya dihargai orang. Bukan soal kasta sosial yang kamuflase. Tapi gengsi adalah tidak meminta-minta kepada selain Allah. Itu baru keren, gengsi hanya demi Allah.



Jadi kita harus gimana dong?

Ya gak gimana-gimana. Kita cuma perlu mawas diri aja terhadap penyakit gengsi. Karena gede gengsi itu membahayakan pemiliknya. Hiduplah apa adanya, gak usah banyak gengsi. Kita tidak hidup dari gengsi, tapi dari Allah.



Emang sih, bukannya gak boleh hidup punya gengsi. Sah-sah aja. Tapi jangan hidup malah bergantung pada gengsi. Karena gengsi gak ada positifnya. Gengsi itu kemunafikan yang tertunda. Itu saja. Lagi pula, kasihan aja sama orang yang hidupnya ngegedin gengsi. RUGI banget deh hidup modal gengsi! !